Minggu, 12 Agustus 2018

JANGAN JUAL EMASMU

Jangan Jual Emasmu

Jalan santai yang diadakan di RW membawaku bertemu dengan tetangga yang dulu sempat dekat (ketika aku baru punya Fai).

Ternyata sudah lama, beliau mencari waktu yang tepat untuk bertemu denganku (serasa orang penting). Beliau mau konsultasi tentang cara mendaftar ibadah haji, cara membayarnya bla bla.

Sambil jalan santai (namanya juga Jalan Santai Merdeka 2018), aku kasih masukan. Lalu, kusarankan kalau uangnya masih jauh, nabung emas saja di pegadaian.

Nah, dia bilang,"Wah, belum lama ini perhiasanku kujual. Uangnya mau kutabung."

(Aku cerita keuntungan menabung emas, baik fisik maupun di pegadaian).

"Yu. Besok lagi, jangan jual emas yang kita miliki kalau tidak dalam keadaan terpaksa."

Aku sarankan kalau mau buka rekening, di bank syariah saja. Monggo mau ke bank yang mana.

Tetangga puas dengan jawabanku. "Kudoakan semoga mbakyu sama suami bisa memenuhi panggilan ke tanah suci."

Ternyata bahagia itu sederhana, bisa berbagi info saja kok rasanya bahagia banget

#kahfinoer

Kamis, 04 Mei 2017

Laris Manis Bakso Tiga Ribu Rupiah per Mangkok

Tayang ulang:
Saya dan teman-teman guru sering mencoba kuliner yang ada di sekitar kecamatan.  Makan siang dengan menu sederhana, murah meriah dan sesuai dengan kantong. Biasanya kami makan bareng, bergantian “bendaharanya”.
Mencoba makan di warung soto, warung makan sederhana yang menyediakan berbagai macam sayur dan lauk. Ada sop ayam, sambel tumpang (sambel khas Solo dan sekitarnya), pecel, sayur lodeh, oseng-oseng buncis/kacang panjang, oseng-oseng kikil sapi, rica-rica ayam, sayur daun mbayung (daun kacang panjang), garang asem, gudeg dan sambel goreng, brongkos, ayam bakar, ayam goreng, lele, tahu dan tempe mendoan. Tentunya masih banyak variasinya.
Suatu saat kami menikmati mie ayam bareng-bareng di sekolah setelah memesan mie ayam di warung makan dekat rumah sakit. Biasanya setelah memesan, “Mas Pendek, pedagangnya”  membawakan pesanan ke sekolah.
Atau, kami rela melakukan perjalanan “agak jauh” demi semangkuk “Soto Mbok Giyem” cabang dari Boyolali. Yang penting setiap orang tidak boleh lebih dari sepuluh ribu rupiah. Kalau pas bokek semua, kami sepakat untuk “tongji” alias potong gaji. Nah, untuk yang satu ini bendahara sekolah memang harus tega mengeluarkan guntingnya (untuk memotong gaji secara pukul rata).
Tiba-tiba teman saya mengajak saya makan di warung bakso. Katanya ada warung bakso, baru dibuka, lokasinya tidak jauh dari sekolah kami. Tepatnya di sebelah timur Obyek Wisata Sondokoro (kurang lebih setengah kilometer).
Mula-mula kami berdua mencoba. Memang benar, bakso semangkuk isi 6 butir harganya tiga ribu rupiah. Enak dan halal, tidak menipu. Uang lima belas ribu masih ada kembalian. Bakso 2 porsi, 2 minuman, gorengan dan rambak. Murah!
Hari berikutnya kami datang satu rombongan, delapan orang. Uang lima puluh ribu, masih ada kembalian. Ya, bakso murah, tidak menipu, enak dan halal. Bakso tersebut adalah bakso ayam.
Di rumah, saya iseng-iseng menghitung secara garis besar. Beberapa hari yang lalu saya membuat bakso sendiri. Setengah kg daging ayam dan setengah kg daging sapi. Setelah menjadi adonan plus ongkos pembuatan serta campurannya, biaya yang saya keluarkan sebesar Rp. 72.000,00.
Saya buat butiran ukuran sedang, ternyata saya dapatkan 240 butir. Bila saya jualan bakso per mangkok isi 6 butir, maka jadi 40 porsi. Satu porsi 3000 rp, maka uang yang saya dapatkan 120 ribu rp. Tinggal hitung saja keuntungannya. Itu saja bakso campuran daging sapi dan daging ayam. Coba seandainya baksonya terbuat dari daging ayam semua, biayanya akan lebih sedikit. Maka keuntungan yang diperoleh akan semakin banyak
Pantas saja ada warung bakso yang menjual per mangkuknya dengan harga murah.  Sepertinya di Karanganyar penjualan bakso ayam ini prospeknya masih bagus. Barangkali ada yang mau mencoba bisnis ini. Silakan saja dicoba! (SELESAI)

Karanganyar, 16 Juli 2014 

Senin, 11 April 2016

Tahu Kupat, Alternatif Makan Siang

Gambar 1. Tahu kupat
dok.pri
Saya hampir tak bisa membagi waktu di sekolah. sejak pimpinan sekolah yang baru ini memimpin, banyak sekali aturan sekolah yang berubah. Nyaris semua berubah total.
Misalnya, minuman yang dulu disiapkan di meja guru sejak pagi, sekarang minuman tersedia setelah pukul 07.15. Konon katanya kalau minuman sejak pagi sudah terhidang, maka guru-guru yang mengajar jam pertama tidak segera mengajar malah menikmati teh hangat. Aturan yang kedua, selama jam kerja, guru dan karyawan tidak boleh izin makan keluar dari sekolah. Izin keperluan lain (meskipun tidak mengajar) harus langsung ke Bapak Kepala Sekolah. Misalnya, beli alat tulis, fotokopi di toko sebelah juga harus izin Bapak Kepala Sekolah. Repot banget!  
Hari ini saya minta izin keluar pada Bu Guru yang sedang piket. Saya izin mau membeli pulsa di toko sebelah. Saya hanya mengajar jam 1-2 saja (setelah itu sampai jam ke-10 saya tidak mengajar). Karena saya lapar (sarapannya baru dua sendok makan saja), sekalian izin makan.
Petugas piket dengan nada bercanda meminta pada saya untuk minta izin langsung kepada Bapak Kepala Sekolah. Bagi saya ribet dan repot.
Gambar 2. Warung Tahu kupat
dok.pri
Akhirnya saya bisa ke toko sebelah, di dekatnya ada warung tahu kupat. Semoga makan saya hari ini membawa keberkahan. Saya tak perlu berlama-lama menyantap tahu kupat. Bahkan saya tak menikmati sama sekali. Tapi tak apa-apa, semoga tetap jadi daging, tidak hanya “makani” cacing yang ada di perut.
Sampai di sekolah saya ditertawakan Bu Guru piket. Kata saya,”Maaf mbak Rosita, saya kok malah lupa beli pulsa.” (padahal niat awalnya memang makan, bukan beli pulsa).
Mohon maaf, saya terpaksa berbohong demi kebaikan. Bagi saya, teh panas sebelum mengajar sangat penting. Dan menikmati makanan sangat perlu, karena nikmat makanan bukan terletak pada enak/tidaknya lauk melainkan nyaman ketika menyantap. Selamat siang selamat menikmati makan siang.

Karanganyar, 12 April 2016

Selasa, 15 Maret 2016

Jualan Bola Tahu Goreng Dengan Mobil Keliling

Ketika saya menuliskan sebuah status yang berisikan tentang kreatifitas pedagang tahu keliling, beberapa teman memberikan respon. Sebenarnya statusnya tidak terlalu penting, tapi ternyata bagi saya menulis tentang bola tahu goreng ini menjadi penting.
Tahu goreng berbentuk bola-bola, digoreng di atas kompor di mana dapurnya berupa mobil bak terbuka. Bola-bola tahu hangat ini ditawarkan dengan cara keliling. Rasanya cukup gurih dan enak. Untuk per butir tahu harganya cukup murah, hanya lima ratus rupiah saja.

Selasa, 23 Februari 2016

Masakan Padang Pedasnya Bikin Pyar

Ketika teman saya hendak membeli maksi, saya ikut saja. Pokonya manut nanti akhirnya ke warung makan mana. Ternyata ada 2 tempat untuk memesan makanan. Pertama warung bakso. Yang kedua warung makan nasi sayur. Saya kebagian memesan mie ayam bakso. Warung mie ayam bakso ini hanya berseberangan dengan warung makan nasi sayur.

Setelah selesai membeli maksi, kami kembali ke sekolah. Saya termasuk yang makan mie ayam tanpa bakso. Selesai makan mie ayam, meja saya ada yang menaruh bungkusan nasi masakan padang. Wah, ini sepertinya rezeki nomplok. Allah selalu tahu kebutuhan saya. Di saat uang dalam dompet menipis kok ya ada yang membari maksi. Alhamdulillah, gimana kalau gini kok masih kurang syukur nikmat.

Tapi saya tidak serakah. Mosok lah lagi wae maem mie ayam kok arep makan masakan padang. Pasti teman-teman akan kaget dan bilang,"Bu Ima ususe dawa. Weteng apa karet?"

Yang jelas, saya tau ilmunya kok. Jangan berlebihan. Maka masakan padang saya bawa pulang. Sore menjelang maghrib (entahlah, nek basa Jawanya sega mbedhedheg alias tidak karuan kalau dimakan), nasi itu tetap saya makan. Setelah khusyu berdoa, alhamdulillah nasinya masih enak. Apalagi sayur dan sambelnya bikin mak pyar. Ada kuah rendang yang bikin ketagihan menyantap. 

Siapa yang sudah pernah membeli makanan di Rumah Makan Masakan Padang? Pasti sudah tahu porsi nasinya kan. Banyak sekali! Kok ya ndilalah, sebungkus habis tanpa sisa. Eh, masih ada sisanya kok, yaitu tulang paha ayam dan bungkusnya hehe. 

Bicara masakan padang, saya jadi ingat tahun 1999 waktu hamil nok Faiq. Tiap ada kesempatan Ayah selalu membelikan nasi masakan Padang. Langsung pyar, tak ada yang tersisa sedikitpun.


Senin, 22 Februari 2016

Nasi Gudang - Nasi Trancam


Sebelum waktu istirahat, bendahara sekolah mengendarai sepeda motor keluar pintu gerbang. Dengan bercanda saya bilang,”Tolong bawakan nasi gratis gak bayar.” Teman saya menjawab,”Beres.”

Beberapa saat kemudian meja saya sudah ada nasi bungkus. Tapi tidak hanya meja saya saja, melainkan meja teman-teman juga demikian. Wah, berarti ini makan siang untuk punguji ujian praktek sekolah dan UKK. Alhamdulillah, uang jajan masuk dompet rapat-rapat, hehe.

Saya membuka bungkusan nasi tadi. Ternyata isinya nasi gudang dan trancam dengan lauk kakap bakar. Saya memang bersyukur dapat makan siang gratis. Akan tetapi kalau saya tahu tadi Mas Bendahara keluar benar-benar mau beli nasi (tak pakai bercanda), saya pesan lauknya wader goreng saja. Meskipun dari segi harga lebih mahal kakap, tapi saya lebih suka wader goreng yang gurih dan kriuk.

Perpaduan antara nasi gudang-trancam dan wader goreng bikin nafsu makan saya naik drastis. Tapi, ya sudahlah. Saya akhirnya menyantap juga dengan lahap. Maklum, seandainya tidak segera disantap selagi hangat, nasi gudang rasanya akan berubah.

Saya tetap kirmah, mikir omah alias memikirkan ayam piaraan saya. Maka nasi gudang tidak saya habiskan, ada sekian persen saya sisakan buat ayam kesayangan si thole. Mengapa demikian mikir ayam? Karena ayam-ayam tersebut telah memberikan banyak keuntungan buat keluarga saya (telur dan kadang daging ayamnya).

Akhirnya saya berpesan pada Mas Bendahara, besok saya dibelikan nasi sambal dan wader saja (kalau tambah oseng daun kates atau oseng pare juga tak apalah).

Karanganyar, 22 Pebruari 2016