Gambar 1. Murid-murid suami (SMP N 2 Karanganyar)
(sumber : dok.pri)
Gema takbir terus mengalun. Beberapa
tempat ibadah masjid dan mushola ramai menyerukan takbir. Saya sendiri malam ini masih mempersiapkan diri untuk sahur besok pagi. Besok pagi saya
menjalankan ibadah puasa Arofah. Suami dan anak saya hari ini telah berpuasa. Kok
berbeda? Tak apalah, yang penting kami tak menyalahkan yang tidak sama dengan
kita. Beda itu indah.
Seperti tahun sebelumnya,
saya akan memasak daging sapi dan kambing yang kami miliki dengan resep praktis
tidak pakai repot. Seperti soto, tongseng, sop dan bakso. Mengapa saya memilih
yang praktis? Karena nanti hasilnya juga tidak bikin eneg. Biasanya suami dan
anak-anak suka. Saya memang menghindari masak menggunakan santan. Bukan apa-apa,
bukan takut kena kolesterol melainkan butuh yang segar-segar.
Saya juga hanya menggunakan
resep ala saya, yang sederhana dan tidak membutuhkan rempah-rempah yang sulit
ditemukan di pasar tradisional. Saya menghindari menggunakan bumbu instan. Sepertinya
bumbu instan aromanya tidak pas di hidung saya dan rasanya tidak cocok di lidah
saya. Bukan ala chef terkenal dan
mungkin sangat jauh berbeda dengan resep makanan yang sudah diujicobakan di
dapur masak majalah, Koran atau televisi.
Bumbu utama untuk soto adalah bawang putih, merica, garam, bumbu
masak, sereh, lengkuas, daun salam, bawang merah goreng tabur. Tambahan yang
lain sambal, kecap, kecambah, seledri, soun,
Bumbu utama untuk sop adalah
bawang putih, merica, garam, bumbu masak, bawang merah goreng tabur. Sayurannya
adalah kubis, seledri, wortel, tomat, kentang, dan daun bawang.
Bumbu utama untuk tongseng
adalah bawang putih, bawang merah, Lombok merah dan rawit, merica, garam, bumbu
masak, bawang merah goreng tabor, kecap, tomat, kubis.
Bumbu utama untuk kuah bakso
adalah bawang putih, , merica, garam, bumbu masak, daun bawang. Untuk membuat
bakso, saya memilih menyerahkan pada penggilingan daging dan pembuat adonan. Semua
resep sudah ada pada penyedia jasa. Saya tinggal membentuk bakso bulat-bulat
saja, tak pakai repot. Bahan pelengkapnya adalah mi, bawang merah tabur,
seledri.
Dari keempat yang saya
sebutkan tak ada unsur santannya, jadi bila dimakan tidak eneg. Saya juga akan
mengundang murid-murid untuk makan bersama di rumah. Saya sadar daging yang ada
di rumah akan berlimpah ruah. Tentu saja dengan harapan berbagi daging akan
lebih memberikan manfaat daripada dimakan sendiri. Cepat habis daging di dalam
kulkas, itu akan lebih baik.
Gambar 2. Murid-murid SMK Tunas Muda Karanganyar
(sumber : dok.pri)
Tak lupa saya mengucapkan
selamat Hari Raya Idhul Adha. Jangan lupa bagi yang mampu, sembelihlah hewan
kurban. Bagi yang belum mampu mulai sekarang bisa menabung sedikit demi
sedikit. Insya Allah niat kita untuk berkurban akan terwujud, amin.
Karanganyar, 22
September 2015