Selasa, 23 Februari 2016

Masakan Padang Pedasnya Bikin Pyar

Ketika teman saya hendak membeli maksi, saya ikut saja. Pokonya manut nanti akhirnya ke warung makan mana. Ternyata ada 2 tempat untuk memesan makanan. Pertama warung bakso. Yang kedua warung makan nasi sayur. Saya kebagian memesan mie ayam bakso. Warung mie ayam bakso ini hanya berseberangan dengan warung makan nasi sayur.

Setelah selesai membeli maksi, kami kembali ke sekolah. Saya termasuk yang makan mie ayam tanpa bakso. Selesai makan mie ayam, meja saya ada yang menaruh bungkusan nasi masakan padang. Wah, ini sepertinya rezeki nomplok. Allah selalu tahu kebutuhan saya. Di saat uang dalam dompet menipis kok ya ada yang membari maksi. Alhamdulillah, gimana kalau gini kok masih kurang syukur nikmat.

Tapi saya tidak serakah. Mosok lah lagi wae maem mie ayam kok arep makan masakan padang. Pasti teman-teman akan kaget dan bilang,"Bu Ima ususe dawa. Weteng apa karet?"

Yang jelas, saya tau ilmunya kok. Jangan berlebihan. Maka masakan padang saya bawa pulang. Sore menjelang maghrib (entahlah, nek basa Jawanya sega mbedhedheg alias tidak karuan kalau dimakan), nasi itu tetap saya makan. Setelah khusyu berdoa, alhamdulillah nasinya masih enak. Apalagi sayur dan sambelnya bikin mak pyar. Ada kuah rendang yang bikin ketagihan menyantap. 

Siapa yang sudah pernah membeli makanan di Rumah Makan Masakan Padang? Pasti sudah tahu porsi nasinya kan. Banyak sekali! Kok ya ndilalah, sebungkus habis tanpa sisa. Eh, masih ada sisanya kok, yaitu tulang paha ayam dan bungkusnya hehe. 

Bicara masakan padang, saya jadi ingat tahun 1999 waktu hamil nok Faiq. Tiap ada kesempatan Ayah selalu membelikan nasi masakan Padang. Langsung pyar, tak ada yang tersisa sedikitpun.


Senin, 22 Februari 2016

Nasi Gudang - Nasi Trancam


Sebelum waktu istirahat, bendahara sekolah mengendarai sepeda motor keluar pintu gerbang. Dengan bercanda saya bilang,”Tolong bawakan nasi gratis gak bayar.” Teman saya menjawab,”Beres.”

Beberapa saat kemudian meja saya sudah ada nasi bungkus. Tapi tidak hanya meja saya saja, melainkan meja teman-teman juga demikian. Wah, berarti ini makan siang untuk punguji ujian praktek sekolah dan UKK. Alhamdulillah, uang jajan masuk dompet rapat-rapat, hehe.

Saya membuka bungkusan nasi tadi. Ternyata isinya nasi gudang dan trancam dengan lauk kakap bakar. Saya memang bersyukur dapat makan siang gratis. Akan tetapi kalau saya tahu tadi Mas Bendahara keluar benar-benar mau beli nasi (tak pakai bercanda), saya pesan lauknya wader goreng saja. Meskipun dari segi harga lebih mahal kakap, tapi saya lebih suka wader goreng yang gurih dan kriuk.

Perpaduan antara nasi gudang-trancam dan wader goreng bikin nafsu makan saya naik drastis. Tapi, ya sudahlah. Saya akhirnya menyantap juga dengan lahap. Maklum, seandainya tidak segera disantap selagi hangat, nasi gudang rasanya akan berubah.

Saya tetap kirmah, mikir omah alias memikirkan ayam piaraan saya. Maka nasi gudang tidak saya habiskan, ada sekian persen saya sisakan buat ayam kesayangan si thole. Mengapa demikian mikir ayam? Karena ayam-ayam tersebut telah memberikan banyak keuntungan buat keluarga saya (telur dan kadang daging ayamnya).

Akhirnya saya berpesan pada Mas Bendahara, besok saya dibelikan nasi sambal dan wader saja (kalau tambah oseng daun kates atau oseng pare juga tak apalah).

Karanganyar, 22 Pebruari 2016

Sabtu, 20 Februari 2016

Nasi Bandeng

Pulang mengajar perut keroncongan. Saya bermaksud untuk membeli sayur di warung langganan saya, tapi sayang ternyata tutp. Akhirnya saya pulang sampai rumah berharap bisa mencari lauk di tempat lain.

Kalaupun sudah malas keluar rumah lagi, minimal saya sudah punya bandeng presto. Bandeng presto yang saya beli di sekolah tadi. Harganya tidak terlalu mahal. Hanya sepuluh ribu rupiah saja untuk 2 ekor. Tinggal goreng sreng.

Biasanya bila di warung hiks, saya membeli nasi bungkus berupa nasi bandeng plus sambal saja. Maka di rumah juga demikian. Ambil tempe yang masih dibungkus, lalu dibuka, digoreng sreng. Sambil menunggu tempe matang, ambil 4 buah lombok rawit merah, bawang putih lalu diulek di atas cowek.

Setelah tempe matang, tempe diulek bersama sambal bawang tadi. Mantap banget. Dua kali dalam sehari makan dengan nasi bandeng, tempe dan sambal. Makan di rumah dengan nasi bandeng serasa nikmati santap malam di angkringan dan minum teh manis, kental.

Ternyata bisa kok hidup semurah mungkin asal tidak memenuhi gaya hidup.

Barangkali bisa membuka usaha nasi bandeng dan sambal bawang lauk tempe. Ayo segera lakukan aksi berbisnis kecil-kecilan.

Jumat, 12 Februari 2016

Jual Gorengan Murah

Gambar 1. Gorengan-gorengan
dok.Faiqah Nur Fajri
Jangan abaikan kemampuan Anda untuk berbisnis. Mendengar kata bisnis, tidak perlu kita membayangkan dengan yang muluk-muluk dulu. Apa yang kita bisa dan mampu untuk mengerjakan, kerjakan saja. Tak perlu ragu untuk memulai.

Sekarang jaman serba praktis, dan gak pake ribet. Orang cenderung memilih sesuatu yang tidak perlu repot-repot, termasuk soal santap camilan. Sekarang banyak bertebaran warung makan, warung emplek-emplek, angkringan atau warung hiks yang menjual berbagai macam makanan yang murah meriah. Semua serba terjangkau oleh pembeli.

Oleh karena itu, warung-warung sekarang menyediakan camilan juga yang harganya tidak mahal. Sebagai contoh adalah gorengan. Tahu, tempe, bakwan, balok (keteta digoreng), limpung, timus (ubi digoreng), dan lain-lain. Bahannya murah dan dibuat dengan ukuran kecil agar bisa dijual murah. Sehatkah, terjaminkah? Sejauh ini belum pernah mendengar orang yang keracunan karena makan gorengan murah yang baru saja matang. Karena semua serba fresh.

Kalau kita mau, rasanya semua ada peluang. Malu? Singkirkan kata malu. Karena perut perlu segera diisi. Usaha eh bisnis gorengan ini sepertinya gurih lo. Segurih rasa gorengannya? Masih ragu untuk mencoba? Jangan ragu, setttttt nanti keburu dilakukan orang lain. Kalah langkah deh kita.

Ayo bisnis kecil-kecilan dengan usaha jual gorengan murah. Semoga laris manis!


Dodolan Murah

Gambar 1.  Gerobak berisi dagangan
dok.pri

Dodolan murah yang disediakan di tempat keramaian di antaranya adalah kacang rebus,jagung rebus, ubi rebus dan pisang rebus. Makanan ini bebas bahan kimia dan aman dikonsumsi, kecuali bagi mereka yang memang berpantang makan.